Pada awal tinggal di istana, rupanya Gus Dur masih bergaya aktivis LSM yang biasa begadang. Dan kiai pesantren kan juga memang begitu. Dia mengobrol dengan asyiknya, serius, dan tertawa dengan sejumlah kawannya.
Suatu malam, Presiden Gus Dur diingatkan oleh protokol istana tentang aktivitas begadang itu. "Maaf, Bapak Presiden, ini sudah pukul tiga pagi. Bapak harus tidur."
"Oh! Rupanya sudah jam tiga, ya... Baiklah kalau begitu," Gus Dur merespon.
Lalu Gus Dur bangkit dari duduknya, dan masuk ke dalam kamar. Teman-temannya diajaknya masuk ke kamar. Di kamar, mereka melanjutkan obrolan sampai azan Subuh.
(Sumber: Ger-Geran Bersama Gus Dur, Penyunting Hamid Basyaib dan Fajar W. Hermawan, Pustaka Alvabet, 2010)