Nama Sudewo viral di berbagai layar media sosial. Jika kita klik “Bupati”, maka yang keluar pertama adalah Bupati Pati. Jika kita klik kata kunci “su”, maka yang keluar ada “Sudewo”. Ya, Bupati Kabupaten Pati Sadewo di Provinsi Jawa Tengah yang sedang hangat itu.
Sayang sekali, dia viral dengan segala macam keburukan, padahal pengalamannya sebagai pegawai negeri dan politisi cukup mentereng.
Dilahirkan di Pati, Jawa Tengah 11 Oktober 1968, bupati bernama singkat, Sudewo, memiliki karier atau pengalaman yang cukup mentereng. Sebentar, namanya adalah Sudewo. Jangan keliru dengan Sadewo (Tri Lastiono), bupati Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Sebelum mengurut karir Sudewo, mari kita tengok riwayat pendidikannya. Sudewo sekolah dasar di SDN Slungkep. Dia meneruskan di SMPN 1 Kayen. Prestasinya di sekolah baik, sehingga masuk SMAN 1 Pati. Dia melanjutkan jenjang kesarjanaan di Universitas Sebelas Maret, Solo, jurusan teknik sipil. Lulus tahun 1993. Lalu dia melanjutkan S2 di Universitas Diponegoro Semarang, lulus tahun 2001. Apa arti semua itu?
Artinya, Sudewo masa anak-anak hingga pemuda adalah yang pintar dan berprestasi. Kalau istilah sekarang, dia anak yang pintar STEM, kependekan dari Sains/Science, Teknologi/Technology, Teknik/Engineering, dan Matematika/Mathematics. Dia adalah senis murid yang spesial. Bukan cuma itu, dia rajin sekolah. Ini penting ditekankan, karena tidak semua anak pintar dan berprestasi rajin sekolah. Ini dia sekolah urut hingga jenjang strata 2.
Karier
Karier Sudewo tidak main-main. Seperti jejak pendidikannya, dia kaya pengalaman. Sebelum menjadi Bupati Pati yang dilantik, dia 16 tahun malang-melintang sebagai profesional, baik sebagai karyawan swasta ataupun sebagai pegawai negeri sipil. Simak pengalaman pekerjaannya seperti kami kutip dari Wikipedia:
- Karyawan PT Jaya Construction (1993–1994)
- Honorer Departemen Pekerjaan Umum Kanwil Bali (1994–1995)
- Honorer Departemen Pekerjaan Umum Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Bali (1995–1996)
- Calon PNS Departemen Pekerjaan Umum Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Bali (1996–1997)
- PNS Departemen Pekerjaan Umum Kanwil Jawa Timur (1997–1999)
- PNS Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar (1999–2006)
- Wiraswasta (2006–2009)
Mentereng sekali bukan. Dia bukan orang biasa di dunia profesional. Sebelum menjadi anggota DPR, Sudewo sudah mapan secara pekerjaan. Kita juga bisa baca, bahwa dia punya jaringan kuat. Tidak mengherankan kariernya sebagai politisi juga moncer. Lihat saja, setelah keluar dari PNS, jadi karyawan swasta, dia langsung menjadi DPR 2 periode: anggota DPR-RI dari Partai Demokrat (2009–2013, tidak selesai 5 tahun), anggota DPR-RI dari Partai Gerindra (2019–2024). Ada jeda periode 2014-2019, sepertinya transisi dari Partai Demokrat menuju Partai Gerindra.
Dari seabrek pengalaman pendidikan, riwayat pekerjaan, dan lain sebagainya, pantas saja dia terpilih menjadi bupati di daerahnya. Tetapi sayang sekali, pengalaman yang begitu banyak itu, tidak membuat dia dewasa. Dia dinilai arogan, tidak sensitif, tidak akomodatif dengan kepentingan rakyat. Mengapa ya bisa begini? Yang jelas, ini bukan nasib. Ini adalah manusia yang tidak belajar dari dirinya sendiri. Sayang seribu sayang!