Berkeislaman dalam Kebudayaan

Palestina: Peta, Doa, dan Kunci yang Hilang

Bagaimana tanah direbut? Bagaimana pendudukan bermula? Bagaimana awal genosida?

Tarikh | 01.09.2025

Mengingat Onghokham: Jaringan Islam/Pesantren di Madiun Abad ke-19

Bagaimana Onghokham, seorang sejarawan Tionghoa menulis Islam dan pesantren di Madiun abad 19 atau era kolonial?

Tarikh | 31.08.2025

Palestina, Museum Luka Terbuka

Palestina harus tetap ada, bagaimanapun rupanya. Palestina harus merdeka, bagaimanapun jalannya. Kolonialisme harus dihentikan secepatnya.

Tarikh | 24.08.2025

Deklarasi Kolonialis: Inggris Menjual Tanah Palestina

Kolonialisme Inggris di Palestina awalnya seperti orang silaturahim, halus, santun, terdengar intelektual, pertemuan-pertemuan. Di balik itu tragedi abadi dimulai. Penjajahan, genosida, fitnah, dan kekejian-kekejian tak berkesudahan.

Tarikh | 18.08.2025

25 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Menerima Presiden Palestina

Sejarah penting, Presiden Palestina ke Indonesia atas undangan Presiden Gus Dur, 16 Agustus 2000 atau 25 tahun silam.

Tarikh | 17.08.2025

Tugu Jogja dalam Analisis Imagologi dan Sejarah Islam Lokal

Tidak hanya sekadar simbol. Tugu yang dibangun pada abad ke-18 ini menjadi penanda poros spiritual, yang menghubungkan Keraton sebagai pusat kekuasaan, dengan Merapi dan Laut Selatan sebagai representasi kekuatan alam.

Tarikh | 16.08.2025

Kisah Abimanyu dalam Mahabharata: Pengorbanan, Religiositas, dan Nasionalisme

Nasionalisme dan religiositas bisa dibentuk salah satunya dari kisah pewayangan.

Tarikh | 13.08.2025

Surat dari Yerusalem: Catatan Al-Khalidi dan Gema Sejarah yang Hilang

Di tahun 1800-an, Wali kota Jerusalem bernama Yusuf Diya al-Khalidi menulis sepucuk surat kepada seorang Yahudi di Wina, Austria. Surat itu ringkas, putih hati, dan menggigil. Ia tidak memaki, tidak menuduh. Ia hanya memohon: berhati-hatilah. Sebab tanah Palestina ini bukan kosong. Surat yang menggetarkan

Tarikh | 12.08.2025

Jaringan Ulama Ponorogo dalam Perang Jawa

Dalam Perang Jawa yang dikomandoi Pangeran Diponegoro telah meninggalkan jejak sejarah dan jaringan ulama pesantren di Ponorogo. Saat itu, Diponegoro meminta dukungan moral-materi, salah satunya kepada Kiai Kasan Besari.

Tarikh | 07.08.2025